UPAYA DETEKSI DINI PENYAKIT PES DI WILKER PELABUHAN REMBANG
Kenapa Pengawasan Penyakit Pes itu Penting?
Penyakit tular vektor merupakan salah satu penyakit yang berbasis lingkungan, yang dipengaruhi lingkungan biologi, fisik dan sosial budaya. Ketiga Faktor tersebut akan saling mempengaruhi kejadian penyakit tular vektor di daerah penyebarannya. Penyakit Tular Vektor Zoonotik (PTVZ) adalah penyakit menular melalui vektor dan binatang pembawa penyakit antara lain DBD, Malaria, Chikungunya, Filariasis, leptospirosis, Pes, dll.
Penyakit ini masih menjadi masalah kesehatan dan banyak ditemukan di masyarakat dengan angka kesakitan dan kematian yang cukup tinggi, serta berpotensi menimbulkan KLB. Beberapa vektor dan binatang yang membawa penyakit di antaranya nyamuk, tikus, pinjal, lalat, dan kecoa. Penyakit tular vektor ditularkan dari manusia ke manusia oleh serangga, yaitu nyamuk dan pinjal.
Karena itu, Tim Balai Kekarantinaan Kesehatan Kelas I Semarang Wilayah Kerja (Wilker) Pelabuhan Rembang melakukan surveilans rutin terhadap tikus dan pinjal untuk memastikan lingkungan pelabuhan tetap aman dan sehat.

Bagaimana Pengawasannya Dilakukan?
Pada bulan Oktober 2025, tim melakukan survei faktor risiko penyakit pes di wilayah perimeter dan buffer pelabuhan. Sebanyak 400 perangkap tikus dipasang pada titik-titik yang berpotensi menjadi habitat tikus. Tikus yang tertangkap kemudian diidentifikasi jenisnya dan diperiksa apakah terdapat pinjal yang menempel sebagai vektor penular penyakit. Dalam kegiatan ini, dua indikator utama menjadi perhatian, yaitu Trap Success, yang menggambarkan kepadatan populasi tikus di lokasi survei, dan Indeks Pinjal, yang menunjukkan jumlah pinjal pada tikus dan menjadi ukuran penting untuk melihat potensi penularan pes.
Hasil Surveilans Bulan Oktober 2025
Berdasarkan hasil surveilans bulan Oktober 2025, telah tertangkap 10 ekor tikus dari beberapa spesies, yaitu Suncus murinus, Mus musculus, Bandicota indica, Rattus tanezumi, dan Bandicota bengalensis. Tikus-tikus tersebut memiliki jenis kelamin dan berat tubuh yang bervariasi. Dari pemeriksaan, ditemukan total 3 ekor pinjal pada beberapa tikus, terutama jenis Rattus tanezumi. Nilai Trap Success sebesar 0,03 menunjukkan bahwa kepadatan populasi tikus di wilayah pelabuhan masih terkendali. Sedangkan Indeks Pinjal sebesar 0,30, yang berarti masih berada di bawah ambang batas risiko penularan pes (<1). Hal ini menandakan bahwa situasi saat ini masih aman, namun pemantauan dan pengendalian rutin tetap perlu dilakukan untuk mencegah peningkatan risiko di kemudian hari.
Tren Indeks Pinjal Tahun 2025

Gambar 1. Tren Indeks Pinjal Tahun 2025 di Wilker Rembang
Grafik menunjukkan bahwa indeks pinjal sepanjang tahun 2025 berada di bawah ambang risiko penularan (<1), sehingga kondisi masih tergolong aman. Namun, terlihat adanya kenaikan indeks pada bulan Maret dan Oktober yang mengindikasikan peningkatan aktivitas pinjal pada periode tersebut. Kenaikan nilai indeks pinjal bisa dipengaruhi oleh kondisi sanitasi lingkungan, aktivitas bongkar muat barang dan perubahan musim yang mempengaruhi populasi tikus.
Sementara nilai terendah terjadi pada bulan Juli. Fluktuasi ini dapat dipengaruhi oleh perubahan musim dan kondisi sanitasi lingkungan. Oleh karena itu, meskipun situasi terkendali, pemantauan rutin dan pengendalian populasi tikus tetap perlu dipertahankan untuk mencegah potensi penularan pes.
Langkah Pencegahan yang Terus Dilakukan
Sebagai upaya menjaga lingkungan pelabuhan tetap aman dari risiko penularan pes, Wilker Rembang terus melakukan langkah pencegahan secara berkelanjutan. Kegiatan tersebut meliputi surveilans rutin tikus dan pinjal, pemantauan kondisi sanitasi di area pelabuhan, serta pengendalian populasi tikus pada lokasi yang berpotensi menjadi sarang. Selain itu, edukasi kepada pekerja pelabuhan dan masyarakat sekitar juga dilakukan untuk meningkatkan kesadaran terkait perilaku hidup bersih dan pentingnya menjaga kebersihan area kerja. Upaya ini dilakukan secara terpadu untuk memastikan kondisi tetap terkendali dan mencegah terjadinya peningkatan risiko penularan pes.
Kesimpulan
Hasil surveilans tikus dan pinjal di Wilker Pelabuhan Rembang pada bulan Oktober 2025 menunjukkan bahwa kondisi masih terkendali, dengan nilai Trap Success rendah dan Indeks Pinjal sebesar 0,30, yang berada di bawah ambang batas risiko penularan pes (<1). Meskipun demikian, adanya kenaikan indeks pada beberapa bulan tertentu menunjukkan perlunya kewaspadaan berkelanjutan. Surveilans rutin, pengendalian populasi tikus, peningkatan sanitasi lingkungan, serta edukasi kepada pekerja dan masyarakat sekitar pelabuhan perlu terus dilakukan untuk memastikan wilayah pelabuhan tetap aman, sehat, dan bebas dari risiko kejadian luar biasa (KLB) pes.
Oleh: Wilker Rembang, BKK Kelas I Semarang


 
																			 
																			 
																			
















