SANG PREDATOR JENTIK NYAMUK “TOXORHYNCHITES”
Indonesia merupakan negara tropis yang menduduki puncak negara yang beresiko terhadap penyakit menular vector nyamuk. Dari tahun ke tahun masih terdapat kasus penderita penyakit yang ditularkan oleh nyamuk seperti malaria, demam berdarah, chikungunya, dan lain-lain. Jumlah kasus dan jumlah penderita di semua provinsi masih tinggi dan pengendalian nyamuk vektor tersebut hingga saat ini belum bisa dikatakan sukses.
Lalu apa peran keberadaan toxorhynchites terhadap penyakit menular vektor nyamuk? Apa itu toxorhynchites?
Makhluk hidup ini termasuk ke dalam kelas insekta (serangga), ordo Diptera dan family Culicidae. Genus Toxorhynchites terdiri atas 69 nama grup spesies yang ditempatkan dalam 3 (tiga) sub genera, yaitu Ankyklorhynchus, Lynchiela dan Toxorhynchites. Jadi, Toxorhyncites adalah nyamuk, sama seperti nyamuk Aedes atau Culex. Ukuran tubuh nyamuk ini lebih besar dibanding nyamuk lainnya. Mempunyai proboscis (muluit penghisap) yang panjang dan bengkok seperti “Gajah”, sehingga disebut juga dengan “nyamuk gajah”. Nama nyamuk gajah didapat karena Toxorhynchites salah satu jenis nyamuk terbesar di dunia. Saat dewasa panjang tubuhnya bisa mencapai 18 milimeter (mm) dengan rentang sayap 24 mm. Satu ciri khas lain dari nyamuk gajah adalah ia menggulung belalainya saat istirahat.
Nyamuk Toxorhynchites dapat berkembang biak di wilayah tropis, mulai dari Afrika sampai ke bagian barat Pasifik. Siklus hidup nyamuk Toxorhynchites sama dengan siklus hidup nyamuk lainnya, mulai dari stadium telur, jentik (larva), kepompong (pupa) hingga menjadi nyamuk dewasa. Biasanya disebut metamorphosis sempurna (holometabola). Toxorhynchites ini memiliki waktu yang sangat lama dalam proses pertumbuhan dari tahap telur sampai jadi nyamuk dewasa dibanding nyamuk lainnya.
Ukurannya yang besar bukan untuk ditakuti karena nyamuk ini tidak menghisap darah, sehingga kita tidak akan merasa khawatir gatal – gatal jika bertemu nyamuk ini. Meski tampak menyeramkan nyamuk ini baik pejantan maupun betinanya ‘vegetarian’ hanya mengonsumsi nektar bunga, sari tanaman, atau buah- buahan untuk kebutuhan nutrisinya.
Namun demikian ada sisi lain dari nyamuk bertubuh metalik ini. Dalam salah satu fase hidupnya juga disebut pemangsa nyamuk. Hebatnya lagi sebelum menjadi nyamuk dewasa, jentik Toxorhynchites memakan jentik nyamuk lainnya yang ukurannya lebih kecil sehingga sering disebut dengan nyamuk “predator” atau “kanibal”. Pada saat itulah kebutuhan protein nyamuk ini terpenuhi sehingga saat dewasa sudah tidak memerlukan darah lagi untuk mematangkan telurnya. Habitat nyamuk Toxorhynchites sangat mudah didapatkan di sekitar rumah penduduk. Populasi Toxorhynchites semakin meningkat pada saat musim penghujan sehingga mudah ditemukan di kebun – kebun yang rindang oleh pepohonan. Wadah alami menjadi tempat kesenangan jentik Toxorhynchites seperti tempurung kelapa, bekas potongan bamboo, lubang – lubang pohon, kaleng bekas dan tempat lain yang bisa menampung air.
Jadi, jika kalian menemukan jentik nyamuk atau nyamuk dewasa Toxorhynchites jangan khawatir ya, karena mereka justru membantu menekan populasi jentik nyamuk sebagai vektor penular penyakit.
Penulis : Wita Widya Pratiwi
Daftar Bacaan
https://health.detik.com/fotohealth/d-4409344/potret-nyamuk-gajah-yang-bisa-jadi-sahabat-manusia-berantas-penyakit
https://pengendalianhayatihama.biologi.ugm.ac.id/2018/11/29/nyamuk-raksasa-toxor-sahabat-manusia/
https://health.detik.com/fotohealth/d-4409344/potret-nyamuk-gajah-yang-bisa-jadi-sahabat-manusia-berantas-penyakit/7