Peran Tim Champion Kemenkes dalam Mendorong Transformasi Kesehatan

Saat ini Kementerian Kesehatan RI sedang melakukan transformasi kesehatan melalui 6 pilar. Pilar tersebut yaitu transformasi layanan primer, transformasi layanan rujukan, transformasi sistem ketahanan kesehatan, transformasi sistem pembiayaan kesehatan, transformasi SDM Kesehatan, dan transformasi teknologi kesehatan. Selain 6 pilar tersebut, ada 1 pilar lagi yang sangat penting untuk mendukung 6 pilar utama, pilar tersebut adalah pilar transformasi internal. Transformasi sistem kesehatan merupakan suatu upaya untuk mengubah sistem kesehatan yang sudah ada agar dapat lebih efektif dan efisien dalam memberikan pelayanan kesehatan. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas pelayanan, memperluas aksesibilitas, dan mengurangi disparitas dalam kesehatan antar wilayah.

Pilar transformasi internal saat ini sedang digaungkan oleh Kementerian Kesehatan dalam rangka percepatan mendukung 6 pilar utama. Mengapa transformasi internal ini penting? Alasan sederhanya yaitu bahwa untuk melakukan transformasi kesehatan secara menyeluruh tentunya hal yang harus diperbaiki pertama kali yaitu para insan Kemenkes itu sendiri sebagai kekuatan utama organisasi dan perbaikan sistem yang ada di masing-masing internal unit Kemenkes. Bagaimana caranya? Tentunya untuk melakukan perbaikan sistem yang telah berjalan rutin selama bertahun-tahun bukanlah hal yang mudah. Salah satu terobosan yang diambil Kemenkes untuk melakukan transformasi internal adalah dengan membentuk tim Champion Kemenkes baik di unit utama maupun di tiap-tiap unit pelaksana teknis Kemenkes.

Peran tim Champion adalah sebagai komunikator, mediator, penggerak dan pemceri alternatif solusi terhadap permasalahan yang timbul dalam pelaksanaan reformasi birokrasi, transformasi kesehatan, dan transformasi internal Kemenkes. Sedangkan tugas tim Champion adalah melakukan identifikasi, analisis, dan penyusunan rencana pelaksanaan program kerja agen perubahan pada unit kerjanya. Tim Champion juga bertugas melakukan kolaborasi baik dengan para pegawai di unit kerja maupun dengan pegawai di lingkungan Kementerian Kesehatan dalam rangka pelaksanaan program kerja agen perubahan. Pelaksanaan dari program kerja agen perubahan disampaikan kepada Tim reformasi Birokrasi dan Transformasi Pusat dan Project Managemen Office di masing-masing unit eselon 1 untuk dilakukan pemantauan dan kompilasi.

Lalu bagaimanakah cara tim Champion bekerja yang notabene adalah para ASN muda? Konsepnya adalah bahwa untuk melakukan perubahan yang besar dimulai dari perubahan yang kecil. Tim Champion diharapkan dapat membuat tindakan inisiatif yang nyata dari mulai tindakan sederhana, yang dapat diimplementasikan di masing-masing unit kerja, dan outputnya dapat dimonitoring dan dievaluasi. Jadi tim Champion diharapkan sebagai role model dalam melakukan perubahan di masing-masing unit kerja dengan menyebarkan virus-virus positif dalam mendukung transformasi kesehatan.

Ada 4 langkah sederhana tim Champion dalam melakukan transformasi internal di unit kerja, yaitu:
1. Tentukan satu atau sedikit tindakan kecil yang bisa dilakukan (sederhana, kolektif, konsisten) dalam mendukung transformasi internal termasuk perbaikan budaya kerja.
2. Beritahukan atasan atau rekan kerja jika suatu tindakan telah dilaksanakan
3. Lakukan dan Dokumentasikan tindakan kecil tersebut dengan konsisten
4. Rayakan jika ada keberhasilan
Dalam melakukan tindakan yang mendukung transformasi kesehatan, tentunya harus ada motivasi dari diri setiap Champion, yaitu bahwa dengan melakukan transformasi internal akan memberikan manfaat baik bagi diri sendiri maupun orang lain, manfaat tersebut antara lain Pengembangan diri (professional development, skills, knowledge), meningkatnya kepuasan kerja, mendapatkan kesempatan kerja dan jenjang karir yang lebih baik, meningkatkan kemampuan kolaborasi dan team-work, meningkatkan kemampuan adaptability and resilience, serta meningkatkan produktifitas kerja.

Untuk melakukan perubahan sistem tentunya tidak dapat dilakukan secara instan tetapi diperlukan upaya yang konsisten dan terus menerus, seperti filosofis tetesan air yang dapat merubah bentuk sebuah batuan yang besar. Kuncinya adalah berfikir sederhana untuk membuat tindakan nyata perubahan, komitmen yang tinggi untuk melaksanakan perubahan tersebut, tindakan benar-benar dapat diterapkan secara riil dan rutin, mengkomunikasikan tindakan tersebut kepada pimpinan dan rekan kerja, mencatat dan melaporkan setiap tindakan dengan instrumen yang telah ditentukan, dan evaluasi output tindakan perubahan yang dilakukan sebagai pertimbangan dalam menentukan arah perubahan berikutnya.

Oleh: Ariyanto, SKM, M.Kes.(Epid)
(Tim Champion KKP Kelas II Semarang)

You may also like...