JENIS KONTAINER TEMPAT PERKEMBANGBIAKAN Aedes spp DAN UPAYA PENGENDALIAN YANG TELAH DILAKUKAN DI WILKER PELABUHAN JEPARA TAHUN 2022
Deman Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan nyamuk spesies Aedes spp. Aedes spp berkaitan erat dengan kehidupan manusia karena biasanya Aedes spp meletakkan telur dan berkembangbiak pada tempat penampungan air yang tidak mengandung tanah. Kepadatan vektor sangat dipengaruhi oleh keberadaan tempat perindukan dan kondisi yang mendukung. Peran Aedes dalam penyebaran penyakit menyebabkan kasus banyak ditemukan pada musim hujan ketika muncul banyak genangan air yang menjadi tempat perindukannya. Selain iklim dan kondisi lingkungan, beberapa studi menunjukkan bahwa DBD berhubungan dengan mobilisasi, kepadatan penduduk dan perilaku masyarakat. Diperlukan upaya pengendalian vektor dalam rangka mengurangi faktor risiko penularan penyakit DBD terutama di wilayah pelabuhan yang merupakan akses keluar masuk dan lalu lintas transportasi antar wilayah. Hal ini sesuai dengan International Health Regulations (IHR) bahwa setiap pelabuhan dan daerah perimeter suatu pelabuhan/bandara harus dipertahankan bebas dari nyamuk baik stadium pradewasa maupun dewasa serta penyakit lain yang secara epidemiologi berhubungan dengan lalu lintas Internasional.
Wilayah Kerja Pelabuhan Jepara secara geografis terletak di wilayah pantai utara Pulau Jawa yang mengawasi 3 pelabuhan yaitu pelabuhan penyeberangan, pelabuhan niaga dan pelabuhan khusus PLTU. Perlu dilakukan pengendalian vektor di pelabuhan berupa pengamatan dan pengendalian untuk menurunkan populasi vektor guna mencegah penularan penyakit. Kegiatan pengendalian vektor DBD dilaksanakan dengan melakukan survei jentik Aedes spp pada tempat penampungan air bangunan / gedung yang dilanjutkan dengan penaburan larvasida pada tempat – tempat yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk tersebut. Kegiatan dilakukan dengan melibatkan kader kesehatan pelabuhan dan melakukan survei pada rumah / bangunan di perimeter dan buffer, serta dicatat House Index, Container Index dan Breteau Index. Kegiatan dilakukan setiap bulan di daerah perimeter dan buffer KKP Semarang Wilker Pelabuhan Jepara, dimana tahun 2022 telah dilakukan pengamatan / survei berkala sebanyak 12 kali yang melibatkan 2 kader kesehatan pelabuhan dan 6 kader wilayah buffer. Tahun 2022 telah dilakukkan survei pada 4.561 gedung / bangunan dan 11.061 kontainer. Pengawasan dilakukan meliputi kontainer di dalam dan di luar rumah. Kontainer di dalam rumah yang banyak ditemukan berupa bak kamar mandi yang terbuat dari semen, bak berupa ember plastik, tempayan, dispenser dan kulkas. Sementara di luar rumah banyak ditemukan drum bekas, ban bekas serta sampah atau sisa pembungkus minuman yang tidak dibuang di tempat sampah. Masyarakat terbiasa menggunakan drum bekas untuk menampung air hujan untuk memenuhi kebutuhan mencuci kendaraan atau membersihkan lantai. Saat dilakukan pengawasan sering ditemukan jentik pada kontainer di luar rumah tersebut, baik pada kontainer yang dibiarkan terbuka maupun yang ditutup rapat tetapi terdapat celah pada kontainer. Ditemukannya kontainer di luar rumah yang positif jentik menjadi perhatian khusus karena pemilik rumah sering tidak menyadari keberadaan kontainer tersebut. Kontainer paling banyak ditemukan jentik berupa drum bekas dan ban bekas.
Tampak dalam gambar ditemukan kontainer di luar rumah berupa drum bekas yang positif jentik. Kontainer terbuka, dipenuhi air hujan sementara pemilik rumah tidak menyadari keberadaan kontainer tersebut. Dilakukan pengambilan sampel jentik untuk diidentifikasi di KKP Wlker Jepara, sementara air dalam kontainer dibuang dan kontainer dibalik. Pengawasan pada RT berbeda ditemukan kontainer berupa ban bekas dan pemilik rumah tidak menyadari ban bekas tersebut menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes spp. Rata – rata house indeks di buffer area tahun 2022 menunjukkan HI 8,9% dan melebihi baku mutu yang seharusnya HI < 1%. Hasil survei menunjukkan keberadaan kontainer di luar rumah terutama ban bekas menjadi salah satu faktor tingginya HI di buffer area serta ABJ < 95%. Upaya penanggulangan penyakit tular vektor yang efektif adalah dengan cara pengendalian vektornya. Pengendalian dilakukan untuk menurunkan populasi vektor serendah mungkin sehingga keberadaannya tidak beresiko menularkan penyakit. Keberhasilan dalam upaya pengendalian Aedes spp ditentukan oleh berbagai faktor seperti sarana prasarana dan sumber daya manusia. Upaya pengendalian yang telah dilakukan untuk mengurangi kepadatan Aedes spp di Wilker Pelabuhan Jepara adalah dengan melakukan edukasi kepada masyarakat agar secara rutin melakukan PSN 3M plus. Menaburkan larvasida temephos pada kontainer positif jentik yang airnya tidak digunakan untuk memasak dimana masyarakat tidak bersedia menggunakan ikan pemangsa jentik, serta melakukan kegiatan fogging setelah hasil survei menunjukkan populasi nyamuk tinggi. Tahun 2022 dilakukan penaburan larvasida sebanyak 5 kg pada 740 kontainer artifisial dan saluran air hujan yang tidak mengalir lancar, disertai fogging sebanyak 4 kali setelah hasil survei melebihi baku mutu.
Perlu adanya evalusi pengendalian dengan bahan kimia yang telah dilakukan karena selama ini pengendalian lebih banyak bergantung pada bahan kimia dibanding partisipasi masyarakat dalam melakukan PSN. Keberadaan kontainer di luar rumah harus mendapat perhatian sama dengan kontainer di dalam rumah. Banyak ditemukan ban bekas yang positif jentik menjadi tantangan tersendiri dalam pengendalian nyamuk di Wilker Pelabuhan Jepara. Pengurasan air tidak memungkinkan sehingga disampaikan untuk melakukan pelubangan pada bawah ban atau dimanfaatkan sebagai pot bunga. Pemanfaatan dengan dijadikan pot tanaman dapat dilakukan pada barang – barang bekas seperti botol bekas air mineral, bekas kaleng cat dan drum bekas. Barang bekas tersebut diisi tanah dan dapat ditanami bunga hingga tanaman pengusir nyamuk seperti bungan zodia dan sereh yang mudah untuk tumbuh.
Untuk meningkatkan peran masyarakat dalam melakukan pengendalian vektor DBD KKP Semarang Wilker Jepara membagikan bunga zodia kepada kader dan selanjutnya diteruskan ke warga di RT. Kader kesehatan pelabuhan memiliki peran penting dalam menyampaikan pesan ke masyarakat bahwa pengendalian vektor DBD tidak terbatas dengan pengedalian kimia, tetapi pengendalian terpadu yang lebih bertumpu pada peran masyarakat dalam melakukan PSN.
Daftar bacaan :
1. Setiyaningsih R, Yanti S AO, Prihatin MT, Sulistyorini E, Susilo D, Marjiyanto, et al. Analisis Keberadaan Vektor Stadium Pradewasa Dan Dewasa Terhadap Sirkulasi Virus Demam Berdarah Dengue Dan Chikungunya Di Provinsi DKI Jakarta. Vektora Jurnal Vektor dan Reservoir Penyakit 2020; 12: 61–72.
2. Hadi UK, Soviana S. Ektoparasit : Pengenalan, Identifikasi dan Pengendalian. IV. Bogor: IPB Press, 2017.
3. Kementerian kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 50 Tahun 2017 tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan untuk Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit serta Pegendaliannya. Jakarta, 2017.